Sabtu, 15 Oktober 2011
PROPOSAL PTK BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kemajuan suatu bangsa atau negara tergantung pada kemajuan teknologinya. Makin maju teknologinya makin maju pula bangsanya dan kemajuan teknologi ini tidak lepas dari kemajuan bidang pendidikan negara tersebut.
Berbagai macam usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai macam pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, dan peningkatan mutu manajemen sekolah.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (Competency-Based Curriculum) adalah kurikulum pendidikan yang menjadikan kompetensi sebagai acuan pencapaian tujuan pendidikan (Competency-Based Curriculum). Hadirnya kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu cara yang mengarah pada perbaikan mutu pendidikan khususnya pendidikan Matematika. Dari KBK disempurnakan lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)2006. Melalui KTSP ini, diharapkan dapat mengatasi persoalan yang selama ini dialami oleh peserta didik maupun guru.
Dari Tahun ke tahun pemerintah selalu menaikkan standart ketuntasan minimal pada setiap pelajaran yang diujikan secara nasional mulai dari ketuntasan minimal 3,00 menjadi 5,50, sehingga untuk mendukung program pemerintah tersebut maka diperlukan usaha untuk peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran yang di-Uji Nasionalkan termasuk pelajaran matematika. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi baru yang lebih memberdayagunakan siswa, Sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Sebuah strategi belajar yang mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Kontektual (Contextual Teaching Learning / CTL) merupakan suatu strategi pembelajaran yang dari karakteristiknya dapat memenuhi harapan itu. Demikian juga yang terjadi di UPTD SMP Negeri 1 Plosoklaten, masih ada sebagian guru yang menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat sehingga dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk belajar yang pada akhirnya mengakibatkan prestasi belajar siswa tidak tercapai secara maksimal.
Data berikut adalah data nilai rata-rata UASBN UPTD SMP NEGERI 1 Plosoklaten Kabupaten Kediri dari tahun ajaran 2005/2006 sampai dengan tahun ajaran 2008/2009.
Tabel 1.1
Nilai Rata-rata UASBN
No | Mata Pelajaran | Tahun ajaran | |||
2005/2006 | 2006/2007 | 2007/2008 | 2008/2009 | ||
1 | Bhs. | 7.67 | 7.81 | 7.58 | 8.05 |
2 | Bhs. Inggris | 6.64 | 7.78 | 6.56 | 7.57 |
3 | Matematika | 7.75 | 6.66 | 5.73 | 7.16 |
4 | I P A | - | - | 7.32 | 7.54 |
Sumber : UPTD SMP Negeri 1 Plosoklaten
Dari data nilai rata-rata UASBN UPTD SMP Negeri 1 Plosoklaten Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dari tahun ajaran 2005/2006 sampai dengan tahun ajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa nilai rata-rata mata pelajaran matematika masih dibawah nilai rata-rata mata pelajaran yang lain.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengangkat judul sebagai berikut :
“Penerapan Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Pokok Bahasan Luas Lingkaran Pada Siswa Kelas VIII G UPTD SMP Negeri 1 Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2009/2010”
B. Pembatasan Masalah
1. Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitiannya, yaitu :
Penelitian ini hanya terbatas pada siswa Kelas VIII G Semester II
UPTD SMP Negeri 1 Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun Ajaran
2009 / 2010.
2. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hasil belajar Matematika dengan
menggunakan strategi konstekstual (Contextual Teaching and Learning /
(CTL)
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk membatasi studi ini, peneliti merumuskan pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pendidikan Matematika dengan menggunakan CTL pada siswa kelas VIII ?
2. Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan pembelajaran matematika menggunakan CTL pada siswa kelas VIII ?
3. Apakah penerapan pembelajaran CTL pada pokok bahasan Luas Lingkaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan Matematika yang menggunakan CTL pada siswa kelas VIII G Semester II SMP Negeri 1 Plosoklaten Kediri.
2. Untuk mengetahui respon dari guru dan siswa dengan penerapan pembelajaran matematika menggunakan CTL.
3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran CTL pada pada pokok bahasan Luas Lingkaran siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Plosoklaten Kediri.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat peneliti uraikan sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan serta cakrawala berfikir khususnya pengaruh pembelajaran kontekstual / CTL terhadap proses belajar matematika.
2. Bagi lembaga yang diteliti (SMP Negeri 1 Plosoklaten Kediri)
Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi tentang pembelajaran kontekstual / CTL yang sangat perlu diupayakan dalam proses belajar Matematika agar siswa lebih aktif dan menghasilkan peserta didik yang berkualitas di masa depan.
3. Bagi UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI Kediri
Sebagai bahan informasi bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI Kediri yang ingin merencanakan penelitian serupa yang lebih luas.
Ada delapan karakteristik dalam strategi kontekstual, antara lain :
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Belajar & Pembelajaran
Pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relative tetap sebagai hasil dari pengalaman. Seseorang dikatakan belajar jika di dalam dirinya terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Belajar merupakan hal yang sangat mendasar dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan semua orang, Dengan kata lain belajar juga bisa diartikan mencari ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa belajar seseorang tidak akan mengetahui dan punya arti apa-apa.
Dari beberapa definisi mengenai belajar tersebut maka dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah proses atau kegiatan seseorang dalam menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan untuk mengubah tingkah lakunya sebagai akibat dari suatu pengalaman dan latihan. Tingkah laku di sini mengandung arti luas yaitu meliputi ketrampilan, pengalaman, pengetahuan, pengertian, minat, perbuatan, perasaan, dan sikap.
2. Belajar Matematika
Hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak (Hudoyo, 1979: 96).
Belajar matematika merupakan proses psikologi. Sebagai proses, yaitu berupa kegiatan aktif dalam upaya siswa memahami dan menguasai pelajaran matematika. Kegiatan aktif dimaksudkan adalah pengalaman belajar matematika yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan matematika dalam konteks kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan formal. Sehingga,pembelajaran matematika adalah usaha penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar matematika yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
B. Strategi Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)
Menurut Nurhadi (2004: 13) :Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari; sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
1. Karakteristik Strategi Kontekstual
a. Melakukan hubungan dengan bermakna (making meaningful connections)
b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work)
c. Belajar yang diatur sendiri (self-regilated learning)
d. Bekerja sama (collaborating)
e. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)
f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)
g. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)
h. Menggunakan penilaian autentik (using autentic assesment)
3. Langkah-langkah Pembelajaran Dengan Strategi Kontekstual
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan strategi kontekstual yang melibatkan tujuh komponen utama CTL di dalam kelas sebagai berikut :
Tabel 2.1
Langkah-langkah Strategi Kontekstual
Fase – fase | Aktivitas Guru |
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mengembangkan pemikiran siswa | Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai siswa pada pelajaran tersebut dan mengembangkan pemikiran siswa agar belajar dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan / ketrampilan barunya |
Fase 2 Melaksanakan kegiatan kontektual | Guru melaksanakan sejauh mungkin kegiatan kontektual untuk semua topik pembelajaran |
Fase 3 Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya | Guru mengembangkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya agar dapat memiliki gagasan-gagasan baru dalam belajarnya |
Fase 4 Menciptakan masyarakat belajar | Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar untuk dapat berdiskusi |
Fase 4 Menciptakan masyarakat belajar | Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar untuk dapat berdiskusi |
Fase 5 Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran | Guru menggunakan model dalam pembelajarannya dengan jalan mendemonstrasikan materi pembelajaran |
Fase 6 Melakukan refleksi di akhir pertemuan | Guru menugaskan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil karya tentang apa-apa yang diperolehnya hari ini didepan kelas |
Fase 7 Memberikan penilaian yang sebenarnya | Guru memberikan penilaian kepada siswa dengan berbagai cara |
4. Peran Guru Dalam Strategi Pembelajaran Kontekstual
Agar proses pengajaran kontekstual lebih efektif, guru perlu melaksanakan beberapa hal sebagai berikut :
a. Mengkaji konsep dan kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh siswa
b. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama
c. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengaitkannya dengan konsep dan kompetensi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran kontekstual
d. Merancang pengajaran dengan mengaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka
e. Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan / pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan mengaitkan apa yang dipelajarinya dengan fenomena kehidupan sehari-hari.
f. Melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa. Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai bahan refleksi terhadap rancangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
C. Pembelajaran Matematika dengan Strategi Kontekstual
Seperti apa yang telah diuraikan diatas, bahwa belajar matematika tidak hanya sekedar menghafal rumus-rumus atau transfer pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain. Aktivitas siswa seperti itu bisa dikembangkan dalam strategi pembelajaran kontekstual.
D. Tinjauan Materi
Luas Lingkaran
Pendekatan Luas Lingkaran dengan Menghitung Persegi Satuan
Dapatkah kamu mencari luas permukaan uang
koin 100 rupiah bergambar rumah Minang
keluaran tahun 1998? Atau uang koin 50 rupiah
bergambar komodo keluaran tahun 1996?
Lab - Mini
Kerja Kelompok
Alat dan Bahan :
kertas berpetak, penggaris, pensil,
uang logam Rp100,00 dan Rp50,00
Langkah Kerja :
- Jiplaklah uang koin Rp100,00 pada kertas berpetak.
- Hitunglah banyaknya persegi yang utuh yang ada dalam daerah lingkaran.
- Hitunglah banyaknya persegi yang luasnya lebih dari separoh.
- Hitunglah banyaknya persegi yang luasnya kurang dari separoh.
- Berapa persegi satuan kira-kira luas permukaan logam Rp100,00? Bandingkan
hasilnya dengan kelompok lain.
- Ceritakan bagaimana kamu mendapatkan luas permukaan koin tersebut.
sumber:www.indosiar.com
Soal
Carilah luas daerah lingkaran pada gambar di bawah dengan
pendekatan.
a. b . c.
Menemukan Rumus Luas Lingkaran dan Aplikasinya
Pak Budi mempunyai sumur untuk tempat pembuangan kotoran ternaknya. Supayatidak berbau Pak Budi akan menutup sumur tersebut dengan tutup berbentuk lingkaran terbuat dari seng. Berapakah luas seng tersebut? Untuk menjawab masalah ini lakukan kegiatan berikut.
Lab – Mini Kerja Kelompok
Penemuan
Alat dan bahan : kertas, jangka, penggaris, gunting, busur derajat, pensil
dan lem kertas.
1. Gambarlah tiga buah lingkaran dengan jari-jari berbeda.
2. Bagilah daerah lingkaran tersebut menjadi 16 juring yang kongruen. Kamu dapat
menggunakan jangka untuk membagi sudut
pusat sama besar.
Atau kalian dapat pula menggunakan Busur
derajat untuk menentukan sudut-
sudut pusat yang sama pada setiap juring.
Misalkan r satuan menyatakan jari-jari
lingkaran dan K satuan menyatakan keliling
lingkaran itu
3. Arsirlah daerah setengah lingkaran.
4. Guntinglah setiap juring yang telah kamu buat.
5. Susunlah juring-juring tersebut, sedemikian hingga berbentuk seperti segi-n,
misal jajargenjang
6. Tentukan panjang dan lebar bangun yang telah kalian susun.
7. Tentukan luas daerah bangun tersebut.
8. Kesimpulan apa yang kamu peroleh?
9. Dapatkah kamu temukan susunan selain pada
(5)? Jika dapat, sebutkan!
10. Tentukan luas daerah bangun (9)
11. Kesimpulan apa yang kamu peroleh?
12. Bandingkan hasil (8) dengan (11)
13. Lakukan langkah (5) s.d (8) untuk bangun bangun yang lain
Luas daerah Lingkaran
Dengan kata-kata:
Luas sebuah daerah lingkaran (yang seterusnya disebut luas lingkaran) sama dengan π dikalikan dengan kuadrat dari panjang jari-jari lingkaran itu.
Pendekatan nilai π adalah atau 3,14
Secara simbolik :
Jika suatu lingkaran berjari-jari r, maka luas lingkaran itu, adalah L = π r²
Tentukan luas dasar sebuah kue tart jika dasar kue taart berbentuk lingkaran dan berdiameter 20 cm.
Jawab:
Jari-jari lingkaran: r = 20 = 10
L = π r² = 3,14 x 10 x 10
= 314
Jadi luas dasar kue taart adalah 314 cm²
Sumber BSE 2008
Contoh Soal
1. Sebuah lingkaran memiliki diameter 14 cm. Tentukan:
a. jari-jari lingkaran,
b. luas lingkaran.
Jawab :
1. Diketahui d = 14 cm.
a. Panjang jari-jari lingkaran adalah setengah kali panjang diameternya.
d = 2.r maka r = x d
r = x (14 cm)
= 7 cm
Jadi, jari-jari lingkarn tersebut adalah 7 cm.
b. Untuk mencari luas lingkaran:
L = π.r² maka: L = x (7)²
= x 7 x 7
= 22 . 1 . 7
= 154
Jadi, luas lingkaran tersebut adalah 154 cm²
E. Hipotesis
Berdasar uraian diatas akan diteliti apakah penerapan pembelajaran kontektual dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VIII G UPTD SMP Negeri 1 Plosoklaten Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Guru mampu melaksanakan pembelajaran kontektual pada sub pokok bahasan luas lingkaran dengan kategori baik.
2. Terdapat aktivitas siswa yang aktif dengan kategori baik dalam pelaksanaan pembelajaran kontektual pada sub pokok bahasan luas lingkaran.
3. Siswa memberikan respon yang positif terhadap pelaksanaan pembelajaran kontektual .
Langganan:
Postingan (Atom)