Jumat, 28 September 2012
WANITA DAN RASA KUE
Top of Form
Bottom of Form
Wanita dan Rasa Kue
Ibnu Abbas
bukan cuma seorang yang pandai dan cerdik, tetapi juga tampan. Banyak gadis
tergila-gila padanya. Namun, dia hanya ingin beristri wanita salihah. Allah
mengabulkan keinginannya.
Pada suatu
hari, istrinya diajak bersilaturahmi ke semua kerabat dan handai taulan.
Tetapi, orang-orang, terutama kaum lelaki, selalu lebih melirik pada sang istri
ketimbang Ibnu Abbas. Ibnu Abbas merasakan lirikan itu penuh nafsu dan gairah.
Hal ini membuatnya galau.
Akhirnya,
Ibnu Abbas mengundang para rekan dan kerabatnya berkunjung kerumahnya. Dia
menyediakan mereka hidangan kue berbentuk sama, tetapi beraneka warna, mulai
dari putih, coklat, kuning, dan hitam. Ibnu Abbas mempersilakan para tamunya
mencicipi hidangan itu. ”Wah, kue yang coklat ini lezat,” bisik seorang
tamunya.
”Tetapi, kue
yang putih ini juga nikmat,” bisik tamu lainnya. Tamu yang telah mencicipi kue
coklat itu tidak percaya, lalu mencoba kue-kue yang disarankan rekan-rekannya.
”Nah, rasanya sama ‘kan dengan kue yang berwarna coklat tadi?” tanya seorang
rekannya.
Perbincangan
para tamu berkutat pada kue yang beraneka warna, namun satu rasa, manis semua.
Akhirnya, Ibnu Abbas berbicara, ”Saudara-saudaraku semua, saya sengaja memberi
warna kue ini dengan warna putih, coklat, kuning, hitam, namun rasanya sama,
manis semua. Begitu juga dengan istri-istri saudara. Meraka yang berkulit
putih, coklat, kuning, dan hitam, walaupun berbeda warna, rasanya bisa saya
pastikan sama semua.”
Rasulullah
saw menganjurkan kepada mereka yang sudah beristri, jika melihat wanita lain
lalu bernafsu, hendaknya segera pulang dan menunaikan kewajibannya sebagai
suami terhadap istri. Apa yang dimiliki wanita lain juga ada pada istri kita.
Sementara
itu, terhadap mereka yang belum menikah, dalam hadisnya Rasulullah berkata,
”Wahai para pemuda, siapa pun di antara Anda yang sudah
mampu
[memberi nafkah lahir batin] segeralah menikah. Sementara bagi yang belum
mampu, lebih baik baginya berpuasa karena puasa dapat membendung hawa nafsu.”
Dalam hadis
yang diriwayatkan Ahmad bin Hambal, nabi bersabda, ”Pandangan [bernafsu] adalah
anak panah yang beracun dari busur Iblis. Barang siapa yang menahan
pandangannya dari kemolekan wanita, Allah akan memberikan kenikmatan dalam
hatinya sampai hari perjumpaannya dengan Allah.”
Langganan:
Postingan (Atom)