Jumat, 28 Juni 2013

‘‘DO’A UNTUK AYAH DAN IBU KITA’’

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Mohon ‘‘Aamiin’’ kan bersama².

Ya Allah...
Rendahkanlah suara kami di depan mereka.
Indahkanlah ucapan kami di mata mereka.
Lunakkanlah watak kami terhadap mereka.
Dan lembutkanlah hati kami untuk mereka.

Ya Allah...
Berilah mereka sebaik²nya balasan.
Atas didikan yang telah mereka berikan kepada kami.
Berilah mereka pahala yang besar.
Atas kasih sayang yang mereka limpahkan kepada kami.
Peliharalah mereka sebagaimana mereka memelihara kami sejak kecil dengan penuh kasih sayang.

Ya Allah...
Apapun gangguan yang telah mereka rasakan ataupun kesusahan yang mereka derita karena kami, atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatan kami, jadikanlah semua itu menjadi penyebab gugurnya dosa² mereka, penyebab meningginya kedudukan mereka dan bertambahnya pahala mereka dengan perkenan-Mu. Karena hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan dengan kebaikan yang berlipat.

Ya Allah...
Jika maghfirah-Mu telah mencapai mereka sebelum kami, izinkan mereka memberi syafa'at untuk kami. Tapi jika maghfirah-Mu lebih dulu mencapai diri kami, izinkanlah kami memberi syafa'at untuk mereka. Sehingga kami semua bisa berkumpul bersama dengan santunan-Mu di tempat kediaman yg dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu, serta rahmat-Mu.

Ya Allah...
Sesungguhnya hanya Engkaulah yang memiliki Karunia Maha Agung. Serta anugerah yang tak berakhir. Hanya kepada-Mu lah kami meminta dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan. Dan Engkaulah yg Maha Pengasih diantara semua yang pengasih.

“...Aamiin Allahumma yaa ALLAH yaa Rabbal 'alamiin...”
‘‘SI KIKIR DAN MALAIKAT MAUT’’

Setelah bekerja keras, berdagang dan menjadi rentenir, si kikir telah menumpuk harta, hingga hartnya jika dihitung² mencapai tiga ratus ribu dinar. Ia memiliki tanah luas, beberapa gedung, dan segala macam harta benda.

Kemudian ia memutuskan untuk beristirahat selama satu tahun. Hidup nyaman, dan kemudian menentukan tentang masa depannya.

Tetapi, segera setelah ia berhenti mengumpulkan uang, Malaikat Maut muncul di hadapannya untuk mencabut nyawanya. Si kikir pun berusaha dengan segala daya upaya agar Malaikat Maut itu tidak jadi menjalankan tugasnya.

Si kikir berkata;
“Bantulah aku, barang tiga hari saja. Maka aku akan memberimu sepertiga hartaku...!!!

Malaikat Maut menolak, dan mulai menarik nyawa si kikir. Kemudian si kikir memohon lagi;

“Jika engkau membolehkan aku tinggal dua hari saja, akan kuberi engkau dua ratus ribu dinar dari gudangku...!!!”

Tetapi lagi² Malaikat Maut pantang menyerah dan tak mau mendengarkannya. Bahkan ia menolak memberi tambahan satu hari demi tiga ratus ribu dinar dari si Kikir.

Akhirnya si kikir memohon lagi dan berkata; “Kalau begitu, tolong beri aku waktu untuk menulis sebentar...!!!”

Kali ini Malaikat Maut mengijinkannya, dan si kikir menulis dengan darahnya sendiri;

“Wahai manusia, manfaatkanlah hidupmu. Aku tidak dapat membelinya dengan tiga ratus ribu dinar. Pastikan engkau menyadari nilai dari waktu yang engkau miliki...!!!”